Jumat, 18 November 2011

Kasih Sayang + Nasehat


Kasih sayang & nasehat

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:
“QIROATUL QUTUB TARBAWI II”
Yang  diampu oleh Bapak Karimullah,M.Ag.


STAINColor


Disusun Oleh:
Ainur Rohman : 18 2010 01 01 0049
03


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PAMEKASAN
2011/2012

KASIH SAYANG
وينبغى ان يكون صاحب العلم مشفقا ناصحا غير حاسد، فالحسد يضر ولاينفع ، وكان استاذ نا شيخ الاسلام برهان الدين رحمه الله تعالى يقول : قالوا ان ابن المعلم يكون عالما لان المعلم يريد ان تكون تلاميذه فى القران علماء فببركة اعتقاده وشفقته يكون ابنه عالما.
Artinya :
“Orang yang berilmu hendaknya memiliki kasih sayang, bersedia memberi nasehat yang tanpa disertai rasa hasud (dengki), karena hasud adalah sifat yang membahayakan  diri sendiri dan tidak bermanfaat. Guru kami Syaikhul Islam Burhanuddin rahimahullah berkata: “para ulama’ banyak yang berkata bahwa putra guru dapat menjadi seorang yang alim, karena guru selalu menghendaki murid-muridnya selalu menjadi ulama dalam bidang Al-Qur’an. Lantas karena berkah, itikat serta kasih sayangnya, maka anaknya menjadi seorang yang alim.”
Dalam al-qur’an dijelaskan;
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
Artinya :
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang berilmu/ulama’ dari hamba Allah yang takut kepadaNya ”.(QS. Fathir [35] : 28).
Allah menyatakan bahwa hanya orang-orang yang berilmu/ulama’ yang memiliki shifat khosyah kepada Allah. Maka hal ini menunjukkan bahwa khosyah adalah rasa takut hamba yang disebabkan ilmunya terhadap hal yang ditakuti. Saat kita melakukan ketaatan sebenarnya kita sedang mempersiapkan kebahagiaan. Maksudnya apabila seseorang melakukan kebaikan, itu sebenarnya sudah merancang kebahagiaannya sendiri kelak, dan kebaikan itu akan kembali pada diri kita sendiri.
Dan juga di atas dijelaskan bahwa banyak yang berkata putra guru dapat menjadi seorang yang alim, karena guru selalu menghendaki murid-muridnya selalu menjadi ulama dalam bidang Al-Qur’an, dan karena berkah, itikat dan kasih sayangnya seorang anaknya bisa alim bahkan bisa menandingi kepintaran para pakar ilmu fiqih. Tanpa berkah dan kasih sayang dari seorang guru seorang anak tidak akan bisa alim apalagi menandingi para pakar ilmu fiqih.
وكان يحكى ان الصدر الاجل برهان الائمة رحمه الله جعل وقت السبق لابنيه الصدر الشهيد حسام الدين والصدر السعيد تاج الدين رحمهما الله تعالى وقت الضحوة الكبرى بعد جميع الاسباق فكانا يقولان ان طبيعتنا تكل وتمل فى ذالك الوقت فقال ابوهما ان الغرباء واولاد الكبراء يأتوننى من اقطار الارض فلابد من ان اقدم اسباقهم فببركة شفقته فاق ابناه على اكثر فقهاء اهل الارض فى ذالك العصر فى الفقه.
Artinya :
“Diceritakan bahwa Syadrul Ajall Imam Burhan al-Aimmah selalu menyediakan waktu menjelang siang untuk mengajar dua putranya, yaitu Syadrus Said Husamuddin dan Shadrus Said Tajuddin setelah mengajar murid-muridnya yang lain. Dua putranya mengeluh : “Bila sudah siang, kami sudah tidak bersemagat dan jenuh”. Ayahnya menjawab :”Para perantau dan putra-putra pembesar itu datang kepadaku dari segala penjuru, maka sudah seharusnya aku mendahulukan mereka”. Begitulah, karena kasih sayang anaknya, maka keduanya mendapat berkah menjadi ahli fikih yang terkemuka pada masanya.”
Jadi maksudnya disini apabila ada seorang guru yang akan mengajari anaknya sendiri tetapi ada santrinya yang lain datang untuk belajar padanya maka guru tersebut harus lebih mementingkan santrinya daripada anaknya sendiri, karena anak dari guru akan mendapatkan berkah dan rahmat darinya dan lagi anak tersebut akan selalu mendapatkan kasih sayang dari ayahnya (guru).
Kesimpulan
Orang yang berilmu harus menyayangi sesama, bersedia memberi nasehat yang tanpa disertai rasa hasud (dengki), karena hasud adalah sifat yang membahayakan  diri sendiri dan tidak bermanfaat. Dan Berkat harapan dan kasih sayang seorang guru terhadap murid, maka anaknya menjadi orang alim. Dan bahkan dari kedua anaknya dapat menandingi para ahli fiqih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar