Jumat, 01 Juni 2012

Kata-kata mutiara cinta terbaik 2012


Menikahlah dengan orang yang lebih mencintai diri kita daripada kita mencintai diri orang itu. Itu lebih baik daripada menikahi orang yang kita cintai tetapi tidak menyintai diri kita karena adalah lebih mudah mengubah pendirian diri sendiri daripada mengubah pendirian orang lain.

Cinta sebenarnya tidak buta. Cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan diperlukan. Yang buta adalah bila cinta itu menguasai dirimu tanpa suatu pertimbangan.

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak, bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka, bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merasa rindu dan cemburu.

Cinta bukanlah dari kata-kata tetapi dari segumpal keinginan diberi pada hati yang memerlukan. Tangisan juga bukanlah pengobat cinta karena ia tidak mengerti perjalanan hati nurani.

Kejarlah cita-cita sebelum cinta, apabila tercapainya cita-cita maka dengan sendirinya cinta itu akan hadir.

Cinta seringkali akan lari bila kita mencari, tetapi cinta jua seringkali dibiarkan pergi bila ia menghampiri.

Cinta pertama adalah kenangan, Cinta kedua adalah pelajaran, dan cinta yang seterusnya adalah satu keperluan karena hidup tanpa cinta bagaikan masakan tanpa garam. Karena itu jagalah cinta yang dianugerahkan itusebaik-baiknya agar ia terus mekar dan wangi sepanjang musim.

Kecewa bercinta bukan berarti dunia sudah berakhir. Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa kekecewaan itu.

Hanya diperlukan waktu semenit untuk menafsir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang, tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

Hidup tanpa cinta sepeeti makanan tanpa garam. Oleh karena itu, kejarlah cinta seperti kau mengejar waktu dan apabila kau sudah mendapat cinta itu, jagalah ia seperti kau menjaga dirimu. Sesungguhnya cinta itu karunia Tuhan Yang Maha Esa.

Cinta yang suci dapat dilihat dari pengorbanan seseorang, bukanlah dari pemberian semata.

Ibaratkalah kehilangan cinta itu seumpama hilangnya cincin permata di lautan luas yang tiada bertepi dan harus dilupakan.

Cinta tidak selalu bersama jodoh, tapi jodoh selalu bersama cinta.

Kata pujangga; Cinta letaknya di hati, meskipun tersembunyi, namun getarannya jelas sekali. Ia mampu mempengaruhi fikiran sekaligus mengendalikan tindakan kita sehingga kadangkala kita melakukan hal terbodoh tanpa kita sadari.

Cinta dimulai dengan senyuman, tuumbuh dengan dekapan dan seringkali berakhir dengan air mata.

Mencintai adalah masalah yang penting bagi manusia Bila kita mampu mengurai cinta, Maka hakekat cinta akan berubah menjadi sesuatu Itulah kenyataan cinta…

Memperlihatkan cinta adalah suatu kepicikan Dibanding sesuatu yang agung, yang tersembunyi dibalik cinta Cinta memang tidak mudah untuk dimengerti…

Seseorang selalu membutuhkan orang lain Untuk membantu memahami bagian dari diri kita. Untuk menyingkap bagian yang tersembunyi dari diri mereka. Dan untuk percaya dan memahami bagian yang terbaik dari mereka

Ketika kita membantu orang lain. Kita tidak boleh menyembunyikan apa yang kita ketahui tentangnya Kita tidak boleh hanya menjadi telinga bagi mereka.

Ketika tangan kehidupan terasa gelap dan malam tak bernyanyi Itu adalah waktu untuk cinta dan kepercayaan Dan tangan kehidupan akan bersinar dan bernyanyi Bila seseorang mencintai dan mempercayai seutuhnya.

Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.

Jika saja kehadiran cinta sekedar untuk mengecewakan, lebih baik cinta itu tak pernah hadir.
Cinta sebenarnya tidak buta. Cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan diperlukan. Yang buta adalah bila cinta itu menguasai dirimu tanpa suatu pertimbangan.

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak, bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka, bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merasa rindu dan cemburu.
Cinta bukanlah dari kata-kata tetapi dari segumpal keinginan diberi pada hati yang memerlukan. Tangisan juga bukanlah pengobat cinta karena ia tidak mengerti perjalanan hati nurani.

Kejarlah cita-cita sebelum cinta, apabila tercapainya cita-cita maka dengan sendirinya cinta itu akan hadir.

Cinta seringkali akan lari bila kita mencari, tetapi cinta jua seringkali dibiarkan pergi bila ia menghampiri.

Cinta pertama adalah kenangan, Cinta kedua adalah pelajaran, dan cinta yang seterusnya adalah satu keperluan karena hidup tanpa cinta bagaikan masakan tanpa garam. Karena itu jagalah cinta yang dianugerahkan itu sebaik-baiknya agar ia terus mekar dan wangi sepanjang musim.

Kecewa bercinta bukan berarti dunia sudah berakhir. Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa kekecewaan itu.

Hanya diperlukan waktu semenit untuk menafsir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang, tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

Hidup tanpa cinta sepeeti makanan tanpa garam. Oleh karena itu, kejarlah cinta seperti kau mengejar waktu dan apabila kau sudah mendapat cinta itu, jagalah ia seperti kau menjaga dirimu. Sesungguhnya cinta itu karunia Tuhan Yang Maha Esa.

Cintailah orang yang engkau kasihi itu sekedranya, mungkin saja dia akan menjadi orang yang kau benci pada suatu hari kelak. Juga bencilah terhadap orang yang kamu benci itu sekedarnya, barangkali dia akan menjadi orang yang engkau kasihi pada suatu hari nanti.

Janganlah kau tangisi perpisahan dan kegagalan bercinta, karena pada hakikatnya jodoh itu bukan ditangan manusia. Atas kasih sayang Tuhan kau dan dia bertemu, dan atas limpahan kasih-Nya jua kau dan dia dipisahkan bersama hikmah yang tersembunyi. Pernahkan kau berfikir kebesaran-Nya itu?

Cinta itu tidak menjanjikan sebuah rumah tangga aman damai, tetapi penerimaan dan tanggung jawab adalah asas utama kebahagiaan rumah tangga. Cinta hanya sebuah keindahan perasaan, cinta akan bertukar menjadi tanggung jawab apabila terbinanya sebuah rumah tangga.

Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu, jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang dihatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu.

Sudut Pandangan Aliran Teologi

Latar Belakang Pemikiran

     Pendidikan Islam tidak terlepas sudut pandangan teologi, misalnya saja aliran Qadariyah, Jabariyah dan Asy’ariyah. Ketiga aliran tersebut dalam asumsi pemakalah telah menyumbangkan ide-ide dalam pembinaan pendidikan Islam.
    
      Kreasi-kreasi keilmuan dalam pendidikan Islam adalah wajah dari aliran Qadariyah, karena memberikan kebebasan manusia untuk berbuat disebabkan oleh adanya potensi akal yang menjadi pemacu dalam membuat ide-ide pemikiran yang positif. Di lain sisi, aliran Jabariyah yang berseberangan dengan Qadariyah, tidak hanya dibiarkan begitu saja. Walaupun aliran tersebut berpendirian bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya, semuanya terpasung oleh kekuasaan mutlak Tuhan, namun ajarannya tentang kemakhlukan al-Quran dalam perspektif penididkan Islam menjadi pola pikir yang sangat rasional dikarenakan lafdzi merupakan bentuk kemakhlukan dari firman Tuhan.

      Kedua aliran tersebut, cara pandangnya memperoleh titik terang melalui pemaduan dengan lahirnya aliran Asy’ariyah. Aliran Asy’ariyah banyak bergantung pada otoritas kekuasaan Allah (wahyu), yang mana wahyu sebagai sumber pendidikan. Dengan begitu, dalam  kehidupan manusia, akal hanya sebagai pembenaran terhadap wahyu, namun manusia tetap mempunyai andil dalam menentukan kehidupannya.
Aliran Qadariyah mempunyai paham bahwa manusia bebas berbuat dan berkehendak serta berpikir untuk menciptakan perbuatannya sesuai kemampuannya. Dalam konteks pendidikan Islam, sangat relevan karena dunia pendidikan Islam membutuhkan pemikiran dan penalaran untuk menciptakan kreasi-kreasi ilmu pendidikan Islam.

    Dalam agama terdapat dua ajaran yang erat kaitannya dengan produktivitas : Pertama; agama mengajarkan bahwa sesudah hidup pertama di dunia yang bersifat material ini, ada hidup kedua nanti di akhirat yang bersifat spiritual. Kedua; agama mempunyai ajaran mengenai nasib dan perbuatan manusia. Kalau nasib manusia telah ditentukan Tuhan sejak semula, maka produktivitas masyarakat yang menganut paham keagamaan demikian , akan rendah sekali. Tetapi, dalam masyarakat, yang menganut paham manusialah yang menentukan nasibnya dan manusialah yang menciptakan perbuatannya, produktivitas akan tinggi. Paham pertama dikenal dengan filsafat fatalisme atau jabariyah. Paham kedua disebut Qadariyah atau kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan.[1]

       Aliran-aliran tersebut terkait juga dengan pendidikan Islam, bagaimana pendidikan Islam produktivitasnya maju atau mundur tergantung kepada pemahaman dan pemikiran yang dimiliki. Tidak dapat diingkari bahwa pendidikan Islam adalah bagian dari ajaran Islam secara keseluruhan, yang titik fokusnya adalah manusia. Karena itu, tujuan akhirnya harus selaras dengan tujuan hidup dalam Islam.

      Yusuf al-Qardhawi menjelaskan bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya; rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatan, manis dan pahitnya.[2]

       Berangkat dari pemahaman secara etimologi pada hakekatnya pendidikan Islam tak dapat dilepaskan hubungannya dari al-Quran-khaliq, sang maha pencipta. Konsep tarbiyah, ta’lim maupun ta’dib yang dijadikan rujukan pemaknaan dan penyusunan konsep pendidikan Islam semuanya mengacu kepada sumber utamanya, yaitu Allah.[3]

      Dengan demikian, konsep pendidikan Islam dalam pengertian seutuhnya hanya mungkin disusun atas dasar hubungan dimaksud. Konsep pendidikan Islam yang hakiki terkait erat dengan nilai-nilai yang termuat dalam wahyu.

       Wahyu atau al-Quran adalah kitab yang lengkap dan sempurna, mencakup segala-galanya, timbul dari sifat al-Quran sebagai wahyu; kitab yang mengandung firman Tuhan yang dikirimkanya kepada manusia melalui  Nabi Muhammad saw untuk menjadi petunjuk dan pegangan, baik didunia sekarang maupun di akhirat nanti.[4]

        Al-Quran berpotensi memberikan penafsiran yang berbeda-beda dalam memandang sesuatu, katakanlah seperti “manusia” yang di sisi lain mempunyai kekuatan sendiri dalam bertindak, sementara di lain tempat, “manusia” hanya terpaksa dalam melaksanakan sesuatu, sesuatu, karena semuanya sudah diskenario oleh Khaliknya. Hal ini yang mengilhami lahirnya aliran-aliran dalam teologi Islam, misalnya aliran Qadariyah, Jabariyah dan Asy’ariyah, dan aliran lainnya.

      Pemakalah menilai bahwa aliran-aliran tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap pendalaman dan pengkajian keislaman. Aliran Qadariyah dan Jabariyah merupakan dua aliran yang saling berseberangan dalam memahami “kemampuan manusia”, namun harus diakui bahwa walaupun cara pandang kedua aliran ini berbeda, tapi pada sasarannya hal tersebut tidak mengurangi nilai dari ajaran Islam yang fleksibel. Kedua aliran tersebut ditengahi oleh Asy’ariyah, yang berpendapat bahwa kekuatan manusia tidak terlepas dari kekuasaan Tuhan, artinya manusia menjadi berkepribadian yang Islami tidak terlepas dari usaha manusia dan tuntunan Tuhan.

       Dikaitkan dengan pendidikan Islam, ternyata aliran-aliran tersebut perlu dikaji dan ditelaah, karena sedikit banyanya memberi sumbangan pemikiran dalam pendidikan Islam. Dicermati pendidikan Islam itu merupakan pencerdasan akal dan budi yang terkait dengan pembinaan manusia. Manusia memiliki kudrah atau potensi yang harus dikembangkan, namun perkembangannya tetap memperhatikan pengaruh-pengaruh luar disamping pengaruh yang sudah dibawa sejak lahir.
Jadi aliran-aliran dalam teologi memandang pendidikan Islam bertautan dengan aliran-aliran tersebut, mengingat pendidikan Islam dan aliran-aliran teologi merupakan ajaran Islam yang harus dikaji dan didalami. Aliran-aliran teologi prinsipnya melahirkan konsep-konsep pendidikan yang sangat bermakna.
Memperhatikan pokok-pokok pikiran di atas, pemakalah dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana pandangan aliran Qadariyah, aliran  Jabariyah serta aliran Asy’ariyah terhadap pendidikan Islam ? 

1. Pandangan Aliran Qadariyah Terhadap Pendidikan Islam 
      Ada suatu pertanyaan yang muncul dalam pemikiran pemakalah yaitu “apakah pendidikan Islam menganut teori kebebasan berpikir ? Menarik buat pemakalah, karena di dunia modern dewasa ini muncullah teori-teori kebebasan. Misalnya kebebasan berpolitik, berteologi, berpakaian, berpendidikan, dan lain-lain.

     Dianalisa dengan pemikiran-pemikiran yang cerdas, sebenarnya kebebasan itu adalah sifat yang dimiliki manusia yang perlu ditumbuh kembangkan. Sebab dengan kebebasan itu manusia menjadi kreatif dan inovatif. Hanya saja kebebasan itu jangan kebablasan atau berlebih-lebihan. Di dunia Barat kebebasan menjadi hal yang biasa-biasa saja, padahal sesungguhnya kebebasan dalam dunia Islam ditopang oleh akal yang sehat dan didukung oleh wahyu.
     
      Pemikiran pendidikan Islam adalah suatu kewajaran yang ditopang oleh pandangan aliran teologis, contoh aliran Qadariyah. Aliran ini memberikan kemerdekaan atau kebebasan manusia untuk berbuat. Tapi harus diyakini kebebasan yang dianutnya tetap berbeda dalam koridor wahyu. Karena aliran Qadariyah memiliki alas an-alasan berpijak sesuai ayat-ayat al-Quran.

    Sekiranya ulama Islam dan umat Islam pada zaman klasik itu hanya berorientasi akhirat saja, tanpa berorientasi dunia, dan memakai filsafat fatalisme atau jabariyah, bukan filsafat qadariyah dan dengan pahamnya tentang manusia yang bebas, kemajuan yang begitu pesat dalam bidang politik tidak akan tercapai. Negara yang berasal di Madinah itu hanya akan merupakan Negara padang pasir tak ada artinya dan tidak menjadi Negara adikuasa yang besar pengaruhnya pada dunia zaman ini. Kebangkitan pendidikan Islam tidak terlepas dari munculnya mutakallimin dengan wajah “keilmuan kalamnya”. Menurut Harun Nasution ilmu kalam lebih tepat dinamakan ilmu keislaman.[5]

    Telah dimaklumi bersama bahwa aliran Qadariyah berpegang teguh pada anggapan bahwa manusia memiliki kemerdekaan dan kekuasaan penuh dalam menentukan perjalanan hidupnya. Menurutnya pula manusia mempunyai kekuasaan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya sehingga dengan demikian manusia terpaksa tunduk pada Qadar dan kadar Tuhan, atau yang biasa disebut dengan free will dan free act.[6] Dalam perkembangan selanjutnya aliran ini diperkuat oleh aliran mu’tazilah.Yang muncul kemudian, yang sangat mendukung argumen-argumen Qadariyah, yang mana manusia dalam menentukan kehidupnya segala dapat diperoleh melalui kebenaran akal, sehingga aliran ini biasa dengan disebut aliran rasionalisme yakni aliran yang mengkultuskan kemampuan akal dalam menetapkan kebenaran.

       Sifat rasional dari pada manusia ini melahirkan konsep dasar tentang kebebasan. Bahwa dengan rasionya manusia dapat memiliki dan mencapai kebebasan dari berbagai belenggu yang dapat menurunkan derajat atau martabatnya seperti kebodohan, keragu-raguan. Dengan senjata yang bersifat rasional manusia dapat menghilangkan belenggu atau rintangan yang dihadapi, maka ia lalu merdeka. Kemerdekaan itu haruslah menjadi tujuan dan dilaksanakan dalam pendidikan, supaya anak didik mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan sengaja.[7]

     Pengaruh aliran Qadariyah terhadap pendidikan Islam, bila dilihat dari pemikiran tokoh-tokoh yang dianggap berhaluan Qadariyah, misalnya Ibnu Sina, al-Muwardi, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh dan sebagainya, menunjukkan bahwa pendidikan Islam itu harus diadakan reorientasi dalam berbagai factor atau unsure-unsurnya. Pendidikan Islam harus berbenah diri untuk tetap mengadakan penyesuaian-penyesuaian dengan tuntutan zaman terutama pada era globalisasi sekarang ini. Pendidikan Islam sangat diharapkan menjadi bidang strategis pendamping IPTEK dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kemanusian di bumi ini.
  
     Paham qadariyah yang mewarnai pendidikan menurut Ibnu Sina misalnya dalam hal perumusan tujuan pendidikan yang mengarah pada pengembangan potensi dalam upaya pencapaian kesempurnaannya,[8] kurikulum didasarkan pada tingkat perkembangan usia anak didik.[9] Penggunaan metode secara multi metode, dengan atas pertimbangan pesiologis peserta didik.[10] Pendidikan yang ditawarkan Ibnu Sina, antara lain berkisar tentang guru yang baik yakni berakal cerdas, beragama, mengetahui cara mendidik akhlak, cakap dalam mendidik anak, berpenampilan tenang, jauh dari olok-olok dan bermain-main di hadapan muridnya, tidak bermuka masam, sopan santun, bersih, dan suci murni.[11]

       Menurut pemakalah aliran empirisme adalah suatu aliran pendidikan yang menonjolkan faktor lingkungan yang paling dominan dampaknya terhadap proses perkembangan manusia yang diilhami oleh pandangan  Qadariyah. Sebab secara kronologisnya jauh sebelum aliran empirisme muncul ternyata aliran Qadariyah telah ada. Salah satu kesalahan pendidikan yang telah dipraktekkan para pendidik terdahulu yaitu peserta didik diibaratkan belanga kosong yang senantiasa siap diisi sesuka hati pendidik, sehingga terjadi kefakuman dalam pembelajaran, yang akhirnya akan melahirkan robot-robot yang siap menunggu instruksi dari majikan yang tidak kreatif dam mandiri. Padahal yang berhaluan Qadariyah sangat tidak sepaham dengan suasana demikian.
Uraian-uraian di atas melahirkan pemahaman bahwa aliran Qadaryiah telah memberikan peluang yang sangat bermakna terhadap kreasi dan inovasi dalam ilmu pendidikan Islam, karena adanya kebebasan dan kemerdekaan manusia untuk berbuat. 

2. Pandangan Jabariyah Tentang Pendidikan Islam
       Ketika Qadariyah berasumsi bahwa manusia memiliki kemerdekaan dan kemampuan untuk menentukan jalan hidupnya, dan mengkultuskan akal dalam menentukan kebenaran, maka Jabaiyah berasumsi sebaliknya. Menurutnya manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam paham ini terkait pada kehendak mutlak Tuhan. Manusia dan segala perbuatannya telah ditentukan dari semula oleh qadha dan qadar Tuhan.[12]

     Paham Jabariyah ketika diperhadapkan dengan pendidikan Islam, penganut paham ini senantiasa akan mengatakan bahwa pendidikan tidak perlu diadakan inovasi, bahkan percuma. Karena paham ini menganggap baik buruknya nasib manusia telah ditetapkan oleh Tuhan. Pandangan ini terkait dengan ideologi pendidikan yang disebut konservatisme oleh O’neil dan Giroux. Aliran ini memandang bahwa konsep yang selama ini digunakan masih tetap actual dan relevan, sehingga tidak perlu perubahan. Secara teologis aliran ini sangat sejalan dengan theology jabariah atau determinisme, bahwa masyarakat pada dasarnya tidak dapat mempengaruhi perubahan social. Semuanya telah ditentukan oleh Tuhan. Bagi penganut paham ini dalam memperjuangkan nasib rakyat enggan melakukan konfik, dalam bahasa agama selalu bersifat qanaah.

     Menurut pandangan Jabariyah konsep pendidikan Islam yang ada pada zaman dahulu yang telah dipraktekkan oleh ulama-ulama terdahulu sudah cukup, karena pada dasarnya pendidikan itu tidak akan memberi pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan manusia, sebab baik buruknya nasib seseorang telah ditentukan oleh Allah. Manusia tidak perlu ada ikhtiar, karena apapun akhirnya tergantung pada Tuhan. Akhirnya semua factor-faktor pendidikan yang tersebut di atas, tidak perlu adanya reformasi dan reorientasi.

        Pandangan Jabariyah membingkai aliran nativisme yang menganggap factor pembawaan atau bakat serta kemampuan dasar sebagai penentu dari proses perkembangan manusia. Sehingga proses perkembangan hidup manusia ditentukan oleh factor dasar ini. Akibatnya ialah bahwa factor-faktor eksternal seperti pendidikan atau lingkungan sekitar serta pengalaman tidak ada artinya bagi perkembangan kehidupan manusia.[13]
     Paham ini sudah tentu kurang dapat dipertanggungjawabkan bilamana dilihat dari realitas hidup manusia sebagi anggota masyarakat. Karena manusia sebagai makhluk social tidak dapat menghindari diri dari pengaruh yang bersifat timbale balik antara individu satu dari yang lainnya. Pendapat demikian di dunia kependidikan modern sekarang telah banyak ditinggalkan, karena tidak sesuai dengan kenyataan hidup bahwa dimanapun manusia berada, di situ pula memerlukan proses pendidikan, baik formal maupun non formal. Proses kependidikan pada hakikatnya adalah usaha ikhtiar untuk mempengaruhi, mengubah, dan membentuk keperibadian dan tingkah laku, sehingga sesuai dengan tujuan hidup manusia yang dicita-citakan.

      Dalam pandangan Islam jelas bahwa manusia tidak saja dipandang sebagai makhluk ideal dan structural, tetapi juga diletakkan pada posisi potensial dalam proses perkembangannya, di mana nilai etis dan normative sangat menentukan keberhasilan proses tersebut. Manusia bukanlah makhluk instrumental yang relativitas seperti robot.

      Pandangan Jabariyah dengan kemutlakan Tuhan dalam segala-galanya mencerminkan menusia tidak punya daya apa, semuanya ditangan Tuhan. Tuhan telah memasung manusia atas kemutlakannya. Akan tetapi dalam dunia pendidikan Islam kemakhlukan al-Quran menjadi pola pikir yang sangat rasional dikarenakan lafdzi merupakan bentuk kemakhlukan dari Firman Tuhan.

3. Pandangan Asy’ariyah Tentang Pendidikan Islam

      Banyak pendapat yang muncul sekitar keluarnya al-Asy’ari meninggalkan Mu’tazilah. Namun yang jelas bahwa al-Asy’ari meninggalkan Mu’tazilah karena ia melihat bahwa aliran itu tidak dapat diterima oleh umumnya umat Islam yang masih sederhana cara berfikirnya.[14] Kemungkinan lain karena al-Asy’ari ingin menjadi perantara antara golongan tekstualis (seperti ahli hadis anthromorphist yang hanya memegangi nash-nash dengan meninggalkan jiwanya dan golongan rasionalis seperti aliran Mu’tazilah, dan tenyata jalan tersebut dapat diterima oleh mayoritas kaum muslimin.[15] Inilah beberapa faktor berbaliknya al-Asy’ari dari Mu’tazilah yang kemudian membentuk satu paham teologi yang dikenal dengan nama teologi al-Asy’ariyah.
W. Montgomery Watt, mengatakan bahwa segi positif dari berbaliknya al-Asy’ari dari Mu’tazilah ialah diterimanya dogma kaum sunni dalam lingkup mazhap hambali. Al-Asy’ari kemudian membaktikan sisa hidupnya pada pembelaan intelektual terhadap posisi sunni. Masa ini dikenal sebagai konsolidasi paham sunni dalam arti bahwa ada sekelompok besar orang-orang yang telah menolak doktrin-doktrin semacam Mu’tazilah dan menerima dogma-dogma paham sunni.

   Paham Asy’ariyah muncul pada saat perdebatan sengit antara Qadariyah dan Jabariyah yang mempertentangkan berbagai aspek kehidupan manusia terutama dalam persoalan keyakinan. Keduanya mengambil jalan masing-masing untuk menetapkan kebenaran berdasarkan sumber keyakinan mereka. Sehingga paham ini tampil untuk mengambil jalan tengah di antara keduanya, akhirnya terbentuk sebuah sebuah paham tersendiri.

      Al-Asy’ari adalah salah satu aliran dalam Ilmu Kalam yang berupaya mempertemukan paham Jabariyah dan Qadariyah. Oleh karena itu aliran ini semakin popular dan bahkan mudah diterima sebagai rumusan  pokok ajaran agama ( ushul al-din) yang sah atau ortodoks di seluruh dunia Islam sampai saat ini hampir tanpa terkecuali.[16] Dalam perkembangan kemudian paham Asy’ariyah dianut oleh kebanyakan masyarakat, setelah kondisi kekuatan paham Qadariyah yang dianut oleh aliran Mu’tazilah melemah, khalifah Al-Mutawakkil pada masa Dinasti Abbasiyah, menghapuskannya sebagai aliran teologi resmi yang dianut oleh Negara sebagaimana khalifah sebelumnya. Maka jadilah paham Asy-ariyah berkembang di masyarakat umum. Bahkan akhirnya paham Asy’ariyah mampu menghegemoni kehidupan dunia Islam hingga dewasa ini. Tidak sedikit pengaruh ini larut dalam berbagai aspek kehidupan manusia, terutama dalam persoalan pendidikan, khususnya dalam kontes kekinian.

      Kondisi pendidikan sekarang ini khususnya pendidikan Islam, sangat dipengaruhi oleh paham ini. Ketika paham ini memandang bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki potensi atau yang disebut fitrah, dalam bahasa teologi adalah daya atau kemampuan yang Tuhan berikan untuk bekal hidup di dunia, sehingga manusia dapat melakukan aktifitas kehidupan. Meskipun pada awalnya daya tersebut diciptakan Tuhan namun ada intervensi manusia dalam mewujudkan perbuatannya. Sehingga hal inilah yang warnai kondisi pendidikan Islam.

    Pemakalah berasumsi bahwa aliran Asy’ariyah melahirkan hokum konvergensi yang dicetuskan oleh William Stern yaitu suatu pandangan bahwa perkembangan manusia itu berlangsung atas pengaruh dari faktor-faktor bakat atau kemampuan dasar dan faktor-faktor lingkungan yang disengaja. Dengan kata lain, manusia ditentukan perkembangannya oleh faktor dasar dan faktor ajar, yang satu sama lain saling mempengaruhi secara interaktif. Namun dalam Islam penamaan tersebut terkenal dengan fitrah, dalam artian manusia lahir dengan membawa potensi kebaikan semata, lingkunganlah yang membentuknya.

     Menurut pemakalah di sinilah lembaga pendidikan dengan segala kelengkapannya harus benar-benar berfungsi dengan efektif dan efisien, maka jelaslah kedua aliran tersebut yaitu emperisme dan nativisme harus bergandengan tangan membuat konvigurasi yang rilex dan saling mendukung dalam pembentukan kepribadian manusia. Bertolak dari paham tersebut, maka pendidikan Islam memandang manusia sebagai obyek dan subyek pada pendidikan, yang dapat mendidik dan didik (homo educandum). Manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang melalui potensi pendidikan. Manusia di samping memiliki daya yang diciptakan Tuhan untuknya, namun manusia memiliki pula kemampuan untuk mewujudkan perbuatannya, melalui proses pendidikan. Sehingga ada ungkapan mengatakan. “ Hidup di tangan Tuhan, tetapi kehidupan di tangan manusia”. Manusia sebagai mahluk ciptaan, dilengkapi dengan potensi agar dengan potensi itu ia dapat mengembangkan dirinya. Namun dalam usaha meningkatkan kualitas sumberdaya insaniya itu, manusia diikatkan oleh nilai-nilai yang telah ditentukan oleh Penciptanya (aksiologi). Dengan demikian manusia dalam pandangan filsafat pendidikan Islam adalah sebagai mahluk alternatif (dapat memilih), tetapi kepadanya ditawarkan pilihan nilai yang terbaik, yakni nilai ilahiyat. Disatu sisi, ia memiliki kebebasan untuk memilih arah yang terbaik yang semestinya ia tuju. Manusia dapat dikategorikan sebagai makhluk bebas (alternatif) dan sekaligus terikat (tidak bebas nilai).[17]

     Pandangan As’ariyah yang telah dijabarkan di atas telah memberikan pemikiran-pemikiran terhadap pendidikan Islam. Ternyata otoritas wahyu menjadikan dasar pembinaan watak seseorang, artinya kebebasan yang dimiliki oleh manusia tetap berdasar kepada wahyu. Dengan begitu, bagi system kehidupan manusia, akal hanya sebagai pembenaran terhadap wahyu, namun manusia tetap mempunyai andil dalam menentukan kehidupannya.

KESIMPULAN
Merujuk dari uraian-uraian di atas, pemakalah dapat menjabarkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
  • Aliran Qadariyah berpegang teguh pada anggapan bahwa manusia memiliki kemerdekaan dan kekuasaan penuh dalam menentukan perjalanan hidupnya. Manusia mempunyai kekuasaan sendiri untuk mewujudkan perbuatan. Dengan begitu, aliran ini memberikan kreasi-kreasi dan inovasi dalam ilmu pendidikan Islam, melahirkan ideology pendidikan yang liberal, empiris, optimis. Pendidikan Islam secara secara positif diharapkan mengadopsi pemikiran yang demikian, sehingga dapat survive, eksis dan tetap up to date. Pendidikan Islam itu harus diadakan reorientasi dalam berbagai faktor atau unsure-unsurnya. Pendidikan Islam harus berbenah diri untuk tetap mengadakan penyesuaian-penyesuaian dengan tuntutan zaman terutama pada ere globalisasi sekarang ini.
  • Paham Jabariyah ketika diperhadapkan dengan pendidikan Islam, penganut paham ini senantiasa akan mengatakan bahwa pendidikan tidak perlu diadakan inovasi dan perubahan. Karena paham ini menganggap baik buruknya nasib manusia telah ditetapkan oleh Tuhan. Pandangan ini terkait dengan ideology pendidikan yang disebut konservatisme. Aliran fatalis ini melahirkan aliran nativisme, artinya manusia hanya terpaksa berbuat dan dia mengikuti kehendak Tuhan. Faktor bawaan sangat dominant dalam pembentukan manusia yang sempurna. Walaupun demikian, aliran Jabariyah dengan ajaran kemakhlukan al-Quran dalam perspektif pendidikan Islam menjadi pola pikir yang sangat rasional dikarenakan lafdzi merupakan bentuk kemakhlukan dari Firman Tuhan.
  • Aliran Asy’ariyah banyak bergantung pada otoritas kekuasaan Allah (wahyu), yang mana wahyu sebagai sumber pendidikan. Dengan begitu, bagi system kehidupan manusia, akal hanya sebagai pembenaran terhadap wahyu, namun manusia tetap mempunyai  andil dalam menentukan kehidupannya. Aliran  Asy’ariyah memandang pendidikan Islam, masih perlu adanya perbaikan-perbaikan pada faktor yang terlibat di dalamnya. Karena apa yang ada selama ini sebenarnya sedikit memenuhi persyaratan pendidikan umum, namun pada tataran konsep pendidikan Islam ini sangat ideal. Akan tetapi pada tataran aplikasi masih jauh dari harapan stakeholders sebagai pemakai lulusan. Aliran Asy’ariyah mengilhami aliran konvergensi dalam pembentukan kepribadian seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Zahra, Imam Muhamad. Aliran politik dan Aqidah dalam Islam. Cet.1; Jakarta: Logos Publising House, 1996.
Achmadi. Ideologi Pendidikan Islam paradikma Humanisme Teosentrime. Cet.1; Pustaka Pelajar; Yogyakarta. 2005.
Arifin, Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam. Edisi Revisi; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005.
Barnadib, Imam. Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Yogyakarta, 1976.
Dewey,John. Democracy and Education. New York: The Free Press,1966.
Djumransjah, M. Filsafat Pendidikan (Telaah Tujuan dan Kurikulum Pendidikan). Cet.1; Malang,Kutub Minar, 2005.
Hanafi,Ahmad. Pengantar Teologi Islam. Jakarta: Pustaka al-Husna,1989.
Jalal, Abdul Fatah. Min Ushul al-tarbiyah fi al-Islamiyah. Mesir: Jumhur al-Arabiyah, 1977.
Haq, Hamka. Dialog Pemikiran Islam. Ujung Pandang: Yayasan Ahkam, 1995.
Jalaludin. Teologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Madjid, Nurcholis. Khazanah Intelektual Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1984.
Mursi, Muhammad Munir. Al-Tarabiyah al-Islamiyah Ushuluha Wa Tathawwuruha fi al-Bilad al-Arabiyah. Mesir: Dar al-Ma’arif, 1987.
Nasution, Harun.Islam Rasional. Cet. 1;Bandung : Mizan, 1995.
­_______, Theology Islam. Jakarta : Bulan Bintang,1974.
_______, Teologi Islam. Aliran-aliran Sejarah Islam Analisa Perbandingan. Cet 5; UI Press: Jakarta, 2002.
Nata, Abudin. Pemikiran Para Tokoh-tokoh Pendidikan Islam. Cet. 1; Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000.
_______, Filsafat Pendidikan Islam (Edisi Baru). Cet. 1; Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005.
Perk. Joe. Selected Readings In The philosophy of Education. Macmillan Publishing Co Inc, New York,1974.
al-Qardhawi, Yusuf. Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, Diterjemahkan oleh Bustani A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad. Jakarta: Bulan Bintang, 1980.
Roubiczek, Paul. Existentialism for and Against. Cambridge University Press, 1966.
Tapsir, Ahmad. Filsafat Umum, Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Cetakan 13; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Tirtaraharja, Umar. Dkk, Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2000.
http://kiflipaputungan.wordpress.com/2011/05/28/pendidikan-islam-dalam-pandangan-qadariyah-jabariyah-dan-asy'ariyah

Kata-Kata Inspiratif Motivasi Kehidupan Terbaru 2012.

Air mata tak selalu menunjukkan kesedihan, terkadang karena kita tertawa bahagia bersama sahabat terbaik kita.

Sahabat slalu ada untukmu, ketika kamu punya masalah. Bahkan terkadang memberi saran yg bodoh hanya tuk lihat kamu tertawa.

Tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai. Begitu juga untuk mengakhiri.

Perhatikan Model Rambut, Rambut juga merupakan salah satu hal utama yang di perhatikan oleh lawan jenis.

Hindari Logo Pada Pakaian, karena kalian akan terlihat seperti billboard berjalan.

Org yg pantas kamu tangisi tdk akan membuatmu menangis, & org yg membuatmu menangis tdk pantas kamu tangisi.

Sahabat adalah dia yg tahu kekuranganmu, tapi menunjukkan kelebihanmu. Dia yg tahu ketakutanmu, tapi menunjukkan keberanianmu.

Setiap masalah pasti bisa dibicarakan. Beda itu wajar asal jgn saling menyakiti. Mari bersama rasakan DAMAI.

Hal mudah akan terasa sulit jika yg pertama diipikirkan adalah kata SULIT. Yakinlah bahwa kita memiliki kemampuan dan kekuatan.

Sahabat tak akan menghilang saat masalah datang, tapi menggandeng tanganmu dan menghadapinya bersama-sama.

Sukses tak akan datang bagi mereka yg hanya menunggu tak berbuat apa-apa, tapi bagi mereka yg selalu berusaha wujudkan mimpinya

Jangan awali hari dengan penyesalan hari kemarin, karena akan menggangu hebatnya hari ini, dan akan merusak indahnya hari esok.

Senyumlah, tinggalkan sedihmu. Bahagialah, lupakan takutmu. Sakit yg kamu rasa, tak setara dengan bahagia yg akan kamu dapat.

Percayalah, hari ini akan lebih indah daripada kemarin jika kita mengawalinya dengan doa dan senyuman.

Doaku hari ini: Tuhan, tetapkan aku dalam keimanan yang kokoh, datangkanlah kebaikan dan jauhkanlah segala keburukan.

Menyanyi dapat meningkatkan dan melancarkan sirkulasi oksigen di dalam darah, dan juga dapat membakar lemak.

Buah durian yang mengandung vitamin B, C, E dan zat besi bisa menghilangkan kegelisahan dan mengatasi insomnia.

Saat kau membalas kebencian dgn amarah & caci maki, saat itulah musuhmu menang.

Jangan pernah sakiti sahabatmu, karena sahabat adalah cara Tuhan menunjukkan bahwa Dia tak ingin kamu sendirian jalani hidup.

Orang hadir di hidupmu karena sebuah alasan. Mereka berimu bahagia dan kecewa. Ada yg sesaat, tapi ada yg selamanya,

Sahabat bukan mereka yg menghampirimu ketika butuh, namun mereka yg tetap bersamamu ketika seluruh dunia menjauh.

Sahabat adalah mereka yg tahu bahwa ada sedih di matamu ketika seluruh dunia percaya dengan senyum di wajahmu.

Bersedih dengan orang yg tepat lebih baik daripada berbahagia dengan orang yg salah. Bijaklah dlm memilih sahabat.

Tak ada yg sempurna, sahabatpun pernah berbuat salah, tapi kamu selalu temukan sebuah alasan tuk maafkan mereka.

Ketika keadaan mengharuskan untuk menangis, tak usah berpura, menangislah. Tak semua air mata berarti lemah.

Mereka yang terus hidup penuh dengan kekerasan hati akan membawa kedalam kehidupan yang tidak mensejahterakan.

Jgn hitung brp kali org menyakiti & meninggalkanmu, tp brp kali kau menyakiti Tuhan & Ia tdk prnh meninggalkanmu

Sahabat adalah mereka yg tahu semua kekuranganmu, namun tetap memilih bersamamu ketika orang lain meninggalkanmu.

Tak peduli siapa yg buatmu patah hati atau berapa lama yg dibutuhkan tuk sembuh, kamu tak akan bisa melewatinya tanpa sahabat!

Sahabat adalah dia yg tahu apa yg dia miliki ketika bersamamu, bukan dia yg menyadari siapa dirimu setelah dia kehilanganmu.

Fakta Keren, dapatkan fakta-fakta menarik tuk menambah wawasan kamu.

Terkadang, yg diinginkan sebenarnya tak dibutuhkan, sedangkan yg dibutuhkan tak bisa dimiliki. Tapi Tuhan, tahu apa yg terbaik.

Sahabat bukan tentang siapa yg telah lama kamu kenal, tapi tentang siapa yg menghampiri hidupmu dan tak pernah meninggalkanmu.

Sesulit apapun masalah yang kita hadapi, ia harus diselesaikan, bukan dihindari.

Ketika km berharap yg terbaik tp km hanya mendapat yg biasa, bersyukurlah km bukan yg terburuk.

Jika kalian berkulit kuning langsat warna-warna tropika seperti jingga, hijau, merah, kuning dan biru merupakan pilihan yang terbaik.

Baju tanpa lengan, berleher tinggi (turtleneck), sangat sempurna untuk meminimalkan dada yang besar.

Cinta sejati bukanlah yg berusaha utk mengubahmu, tp yg berhasil menerimamu & tumbuh dewasa bersama dgnmu.

Selama kamu yakin, tak ada yg tak mungkin. Percaya diri! Kamu lebih hebat dari yg kamu pikirkan.

Dalam hidup, jangan miliki rasa takut pada dia yg membencimu, tapi kamu harus hati-hati pada teman yg pura-pura memelukmu.

Jangan membalas mereka yg membencimu. Tersenyum & berbahagialah di depan mereka, tak ada yg lebih menyakiti mereka daripada itu.

Bahagia bukan milik dia yg hebat dalam segalanya, namun dia yg mampu temukan hal sederhana dlm hidupnya dan tetap bersyukur.

Terkadang, lebih baik mengalah, bukan karena kamu salah, tapi karena dengan mengalah, kamu tak kehilangan dia yg kamu cinta.

Bahagia dan memilih sendiri jalan hidup adalah sesuatu yg harus kamu sadari. Jangan biarkan seorangpun yg menentukannya untukmu.

Indahnya persahabatan adalah saat kita memberi tak mengharapkan balasan. Ada tawa saat dalam kesedihan.

Sahabat itu seperti BINTANG, dia memang tak selalu terlihat, tapi kamu tahu dia selalu ada di sana.

Terlalu berharap akan menyakitimu, namun itu bukan alasan tuk menyesali diri. Ingat, sahabat selalu ada untukmu.

Kenalilah sahabat yang disamping kamu. Sahabat ialah yang mengulurkan pelukan ketika kamu terjatuh.

Sahabat adalah mereka yang mampu mengeluarkan kemampuan terbaik yg ada dalam diri kamu. Mereka yg selalu berimu semangat.

Sahabat sejati memberikan waktu disaat tawa hadir, ataupun dikala air mata mengalir.