Jumat, 13 April 2012

Landasan Pengembangan Kurikulum

Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum meliputi landasan filosofil, psikologis, landasan sosiologis-teknologis dan Landasan sosial-budaya Landasan yang berkaitan dengan perkembangan IPTEK.

A. Landasan Filosofi dalam Pengembangan Kurikulum
Filsafat berasal dari kata Yunani kuno, yaitu dari kata “Philos” dan “Sophia”. Philos, artinya cinta yang mendalam¸dan Sophia adalah kearifan atau kebijaksanaan. Tujuan pendidikan harus mengandung ketiga hal berikut: •Autonomy: artinya memberik kesadaran, pengetahuan dan kemampuan yang prima kepada setiap individu dan kelompok untuk dapat mandiri dan hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik. •Equity: artinya pendidikan harus memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam kebudayaan dan ekonomi. •Survival: artinya pendidikan bukan saja harus dapat menjamin terjadinya pewarisan dan memperkaya kebudayaan dari generasi ke generasi akan tetapi juga harus memberikan pemahaman akan saling ketergantungan antara manusia. Dasar filsafat mencakup dua masalah, yaitu filsafat dan tujuan pendidikan. Filsafat suatu Negara atau pandangan hidup suatu bangsa berisi ide-ide, cita-cita system nilai yang harus dipertahankan demi kelangsungan hidup bangsa itu. Tentu saja setiap Negara mempunyai dasar filsafat yang berbeda satu dengan yang lain. Untuk mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai, cita-cita atau ide-ide yang merupakan ajaran filsafat tersebut, ia harus diwariskan kepada generasi berikutnya, yaitu anak didik khususnya melalui lembaga pendidikan.  

B. Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum
Secara psokologis, anak didik memiliki keunikan dan perbedaan-perbedaan baik perbedaan minat, bakat, maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapan perkembangannya. Psikologi mendalami manusia atau tingkah lakunya. Karena yang menjadi obyek pendidikan itu adalah peserta didik, maka Psikologi melandasi perkembangan kurikulum agar sesuai dengan perkembangan dan cara belajar mereka. Dalam pengembangan kurikulum, landasan ini digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan strategi dan isi dari kurikulum. Tanpa mengetahui keadaan karakteristik obyek yang ada akan sulit untuk menerapkan kurikulum itu dalam pendidikan. Dengan alasan itulah, kurikulum harus memperhatikan kondisi psikologis perkembangan dan belajar anak.

a.Psikologi Anak
Salah satu hal yang perlu diketahui tentang anak, adalah masa-masa perkembangan mereka. Menurut Piaget, perkembangan intelektual setiap individu berlangsung dalam tahapan-tahapan tertentu. Yaitu 4 fase sebagai berikut: 
  1. Sensorimotor, baru lahir-2 tahun;
  2. Praoperasional, 2-7 tahun;
  3. Operasional konkret, 7-11 tahun; dan
  4. Operasional formal, 11- 14 tahun ke atas. 
b.Psikologi belajar
Yaitu pengetahuan tentang bagaimana proses belajar itu berlangsung dalam diri seseorang. Teori tentang proses belajar akan mempengaruhi penyusunan dan penyajian kurikulum efektif, disamping juga menentukan pemilihan bahan pengajaran yang harus disajikan. Perkembangan kurikulum tidak akan terlepas dari teori belajar. Sebab, pada dasarnya kurikulum disusun untuk membelajarkan siswa. Banyak teori yang membahas tentang belajar sebagai proses perubahan perilaku. Namun, demikian setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang hakikat manusia.  

C. Landasan Sosiologis – Teknologis dalam Pengembangan Kurikulum
Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat berperan aktif di masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum sebagai alat dan pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan tuntuan masyarakat. Dengan demikian dalam konteks ini, sekolah bukan hanya berfungsi untuk mewariskan kebudayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat, akan tetapi juga sekolah berfumngsi untuk mempersiapkan anak didik falam kehidupan masyarakat. Oleh Karena itu, kurikulum bukan hanya berisi berbagai nilai suatu masyarakat akan tetapi bermuatan segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakat.  

D. Landasan sosial-budaya.
Pengembangan kurikulum harus menyesuaikan dengan keadaan dan perkembangan masyarakat pada umumnya. Atau beradaptasi dengan keadaan sosial budaya masyarakat yang ada. Perbedaan karakteristik sosial dan budaya, dapat menyebabkan perbedaan kurikulum pendidikan.

E. Landasan yang berkaitan dengan perkembangan IPTEK.
IPTEK dalam pengembangan kurikulum punya dua aspek yaitu pemanfaatannya dalam kurikulum sebagai media pembelajaran. Kedua, IPTEK mempunyai fungsi sebagai peradaptasian terhadap kurikulum yang ada dengan keadaan sekitrar. Agar keduanya seimbang dan dapat mengikuti apa yang sudah berkembang dimasyarakat seperti komputer. Oleh karena itu, kelima aspek yang tersebut di atas sesungguhnya akan menjadi suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan menjadi sebuah jalinan erat dalam kelangsungan pendidikan yang pada gilirannya meningkatkan keberhasilan dalam menempuh tujuan pendidikan. Dengan demikian kontekstualisasi hal tersebut adalah pengembangan dan perubahan dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam yang didalamnya mencakup kurikulum pelajaran Fiqih. Perlu disadari bahwa Madrasah Tsanawiyah (MTs) merupakan sekolah lanjutan tingkat pertama yang berciri khas islam sehingga perlu menjadikannya sebagai media strategis dalam penanaman kesadaran dan kesalehan personal dan sosial pada peserta didik. Kurikulum Fiqih sebagai bagian dari kurikulum Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) mempunyai peranan yang cukup mendasar dalam mewujudkan cita-cita bersama. Pelajaran Fiqih sebagai pelajaran yang tidak hanya bernuansa kognitif tetapi lebih pada afektif dan psikomotorik. Sehingga dengan ini Fiqih menjadi pelajaran yang cukup penting sehingga benar-benar mengarah kepada tujuan yang hendak dicapai. Adapun selama ini dalam upaya pengembangan kurikulum PAI yang termasuk kurikulum Fiqih masih terkesan tidak adanya hubungan yang sinergis antara berbagai komponen pengembangan kurikulum. Meskipun landasan kenapa diadakannya pengembangan sudah jelas dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada, tetapi hal tersebut tidak menggigit terhadap komponen yang akan dikembangkan dan bersinggungan langsung di lapangan. Komponen tersebut mencakup tujuan, isi (materi), metode, dan evaluasi.
Orientasi pengembangan kurikulum menurut Seller menyangkut enam aspek, yaitu:Tujuan pendidikan menyangkut arah kegiatan pendidikan. Artinya, hendak dibawa ke mana siswa yang kita didik itu.
  1. Pandangan tentang anak: apakah anak dianggap sebagai orgenisme yan aktif atau pasif.
  2. Pandangan tentang proses pembelajaran: apakah proses pembelajaran itu dianggap sebagao proses transformasi ilmu pengetahuan atau mengubanh perilaku anak.
  3. Pandangan tentang lingkungan: apakah lingkungan belajar harus dikelola secara formal, atau secara bebas yang dapat memungkinkan anak bebas belajar.
  4. Konsepsi tentang peranan guru: apakah guru harus berperam sebagai instruktur yang bersifat otoriter, atau guru dianggap sebagai fasilitator yang siap member bimbingan dan bantuan pada anak didik untuk belajar.
  5. Evaluasi belajar: apakah mengukur keberhasilan ditentukan dengan tes atau nontes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar